Minggu, Desember 27, 2009

Spirit Tahun Baru Hijriyah

Ditulis oleh Dr. Amir Faishal

Mengikuti tahun hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa.
Baru saja kita memasuki bulan Muharram, bulan yang mengawali tahun baru hijriyah kita untuk tahun 1425 H. Bulan yang tiba-tiba menghentak batin kita untuk segera mengenang peristiwa besar dalam sejarah, yaitu peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW. dari kota Makkah menuju kota Madinah. Setiap awal tahun hijriyah seperti ini kita seharusnya sebagai umat Islam segera membangun semangat baru untuk meningkatkan ketakwaan dalam diri kita. Meningkatkan ketaatan kepada Allah. Dan kita segera mengucapkan pada hari-hari yang telah lewat dari tahun 1424 H. : " selamat jalan, selamat menjadi teguran sejarah atas segala kekurangan dan kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah menyebabkan malapetaka dan kesengsaraan terhadap hidup kami di dunia maupun di akhirat ".
Apa yang menarik dari setiap kita memasuki tahun baru adalah munculnya kesadaran baru dalam diri kita. Kesadaran akan beberapa hal : Pertama, kesadaran bahwa diakui atau tidak usia kita telah berkurang. Sementara investasi pahala untuk simpanan di akhirat masih sangat tipis, dibanding nikmat-nikmat Allah yang setiap detik selalu mengalir. Tiada putus-putusnya. Dari segi ini saja kita seharusnya merasa malu, di mana kita yang mengaku sebagai hamba Allah tetapi dalam banyak hal orientasi kita menkonsumsi nikmat-nikmat Allah dan lupa bersyukur kepadaNya, bahkan kita sering mengaktualisasaikan diri kita sebagai hamba dunia. Kita masih saja lebih banyak sibuk menginvestasi kepentingan dunia dari pada investasi untuk akhirat.
Dengan datangnya tahun baru ini, semoga semangat untuk membangun kemegahan akhirat lebih kuat dari semangat untuk membangun kemegahan dunia. Kedua, pada tanggal 1 Muharram kita menyaksikan suatu perubahan waktu yang ditandai oleh pergeseran alam, yaitu munculnya bulan sabit tahun baru di ufuk barat. Dari sini kita menyaksikan diri kita berjalan seirama dengan perjalanan segala wujud di alam ini. Allah SWT yang menciptakan semua mahluk, selalu mengajarkan kita agar senantiasa memperhatikan kebesaraNya dengan menyaksikan ketaraturan dan kerapian ciptaanNya di alam semesta ini. Untuk itu kita diajarkan pula agar dalam menjalani ibadah kepadaNya selalu memperhatikan waktu-waktu tertentu yang sejalan dengan perputaran tata surya.
Dalam menjalani shalat misalnya, Allah mengaskan dalam Al-Qur'an agar ditegakkan pada waktu-waktu tertentu (QS. Al-Nisa: 103). Dan kita telah tahu bahwa waktu shalat Dzuhur setelah tergelincir matahari, shalat maghrib, setelah terbenam matahari, shalat subuh setelah terbit fajar dan lain sebagainya. Dalam menjalani puasa Ramadlan, kita juga diajarakan oleh Rasulullah SAW agar memulainya setelah melihat bulan tanggal satu Ramadlan, dan mengakhirinya pun setelah melihat bulan akhir Ramadhan. (HR, Imam Muslim). Ibadah hajipun Allah mengajarkan agar dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu,(QS. Al-Baqarah: 197) Syawal, Dzulqa'dah dan dzulhijjah.
Semuanya itu sungguh menunjukkan betapa eratnya aktifitas ibadah kita dengan aktifitas alam. Dari sini terlihat dengan jelas betapa mengikuti tahun hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Ketiga, bahwa tahun hijriyah berjalan seirama dengan perjalanan sejarah Rasulullah SAW. Sungguh banyak peristiwa besar dalam sejarah Islam yang hanya terekam dalam bulan-bulan hijriyah. Seperti awal turunnya Al-Qur'an, titik permulaan hijrah, tanggal kemenangan dalam perang Badar dan lain sebagainya. Hari-hari besar Islam, seperti hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, sangat terkait dengan penanggalan hijriyah ini.
Dari sini kita akan lebih banyak belajar pada sejarah untuk membangun masa depan kita. Dalam arti kata lain kita akan menjadi pribadi yang pandai membangun masa depan dengan pijkan masa lampau yang kokoh dan benar. Dan kita dengan langkah ini tidak mengulang kesalahan dan kecelakaan masa lalu. Sebagaimana yang tersebut dalam sebuah riwayat: "Seorang mu'min tidak akan pernah terjerumus dalam jurang yang sama dua kali". ( HR Muslim) Dengan demikian, adalah kesadaran yang benar jika dalam permualaan tahun baru hijriyah ini, kita umat Islam membangun tekad baru, untuk meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah, sebagaimana yang baru saja ditegaskan pada awal tulisan ini. Karena hanya dari tekad inilah segala krisis yang pernah kita lalui pada tahun-tahun sebelumnya akan bisa diatasi. Selamat memulai tahun baru hijriyah dan selamat membangun masa depan umat ini dengan ketakwaan yang hakiki.

Sumber: http://www.pesantrenvirtual.com/

Selasa, September 08, 2009

Perceraian sesuatu yang Halal tapi Dibenci Allah

Nikah adalah salah satu Sunah Rasul yang diperintahkan kepada umatnya yang sudah mampu. Nikah salah satu bentuk ibadah dalam Islam untuk mencapai tatanan hidup sakinah mawadah dan rahmah. Menikah merupakan awal pembentukan sebuah rumah tangga dalam mencapai tujuan hidup didunia dan akhirat, serta untuk meneruskan keturunan keluarga yang shaleh maupun shalihah sebagaimana ayat Allah dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 21 :
(Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, diciptakan bagi kamu dari jenismu istri agar kamu merasa tenang. Dan diciptakan diantara kamu kasih sayang dan rahmah. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir)

Jelas dan nyata bahwa setiap orang Islam disunnahkan untuk menikah karena merupakan sunnah nabi, bahkan ketika tidak mengikutinya dianggap bukan umatnya, sebagaimana dalam hadits Rasul :

Nikah adalah sunnahku, barang siapa yang tidak mengikuti sunnahku, maka bukan golongan umatku”.

Nikah sebagai tujuan mulia ibadah kepada Allah SWT pada zaman sekarang ini sudah banyak dinodai oleh berbuat yang halal tapi dibenci Allah dengan yang namanya perceraian (Talak).
Perlu diketahui dari tahun ke tahun angka perceraian semakin meningkat. Dari jumlah perkara yang diterima oleh Pengadilan Agama se-Jawa Tengah pada bulan Januari – Juni 2009 sebanyak 24.416 perkara, yang merupakan perkara perceraian sebanyak 22.409 perkara. Dengan rincian perkara cerai gugat sebanyak 15.568 perkara, dan cerai talak sebanyak 7.941 perkara. Dari jumlah perkara yang diputus atau diselesaikan oleh Pengadilan Agama se-Jawa Tengah pada bulan Januari-Juni sebanyak 23.346 perkara, yang merupakan perkara perceraian sebanyak 20.448 perkara.

Perceraian adalah suatu akad yang melepaskan hubungan pernikahan dengan kata “talak/cerai” yang dilakukan oleh seorang suam kepada isteri. Setelah lepas hubungan suami isteri maka putus sudah hubungan antara keduanya dalam hak dan kewajiban.
Faktor-faktor perceraian :
  • Moral : Perilaku amoral/kriminal
  • Meninggalkan kewajiban : Tidak terpenuhinya hak dan kewajiban antara suami isteri
  • Kawin di bawah umur : Kurang matangnya pola pikir/kedewasaan seseorang dapat menyebabkan runtuhnya suatu rumah tangga
  • Dihukum/dipenjara: Tersangkut permasalah pidana/perdata
  • Cacat biologis : Sesuatu kekurangan dalam fisik suami/isteri
  • Berselisih : Perbedaan pendapat antara suami isteri

Sabtu, Agustus 22, 2009

Marhaban Ya Ramadhan

Allahumma Baariklanaa fi Rajaba wa Sya'bana wa Ballighna Raamadhaan
Allahumma Ahillaahu 'Alaina bil Yumni wal Iimaani was Salaamati wal Islaami
Hilaalu Khairin wa Barakaatin, Insya Allah
  • Lisan kadang tak terjaga
  • Janji kadang terabaikan
  • Hati kadang berprasangka
  • Sikap kadang menyakitkan

Harapan ini menjadi indah jika masih ada maaf diantara kita, mari kita bersihkan hati dan perbanyak amal ibadah kita di bulan yang suci ini

Marhaban Ya Ramadhan 1430 H

Diucapkan kepada semua kaum Muslimin di seluruh dunia, teriring ucapan "Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Semoga Amal Ibadah Kita sekalian diterima oleh Allah SWT". emoticon

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Copyright © 2013, Ceha Blog Allrights Reserved - ReDesigned by ariessoftware